Selasa, 03 Juni 2014

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester I, II, dan III



Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester I, II, dan III

Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester I
  1. Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
  2. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung, dan ini merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester I.
  3. Sebagian wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.
  4. Hampir 80%, wanita kecewa, menolak, gelisah, depresi, dan murung terutama terjadi pada wanita yang belum menikah atau yang tidak merencanakan kehamilan.
  5. Kebingungan secara normal akan berakhir setelah wanita mampu menerimakehamilannya. Perasaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester I.
  6. Perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh adanya rasa mual dan muntah, rasa lelah, perubahan selera makan, emosional mungkin mencerminkan konflik dan depresi dan pada waktu yang bersamaan akan teringat akan kehamilannya.
  7. Penambahan berat badan merupakan bagian dari masalah psikologis dimana seorang wanita ingin menyembunyikan layaknya seperti remaja yang belum menikah.
  8. Perubahan keinginan hubungan seksual menurun (libido menurun), hal ini dipengaruhi oleh kelelahan, mual, depresi, dan kekhawatiran.

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester II
  1. Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal yang dialami pada trimester I.
  2. Trimester kedua juga merupakan fase dimana ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester II ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu pra quickening dan pasca quickening.
  3. Quickening mendatangkan sejumlah perubahan seperti penerimaan kehamilan, meningkatnya hubungan sosial dengan wanita hamil lainnya, dan keterkaitan serta ketertarikannya terhadap peran baru.
  4. Kebanyakan wanita akan merasa lebih erotis selama trimester II, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada trimester I, hal ini banyak dipengaruhi oleh karena hilangnya rasa kebingungan dan keraguan yang terjadi pada trimester I.

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III
  1. Triemeter III sering disebut sebagai periode penantian, yang mana pada trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya, dan ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu.
  2. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, dan ini dapat menimbulkan perasaan khawatir.
  3. Pada trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan). Akan tetapi kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat mengurangi kekhawatirannya.
  4. Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya. 
  5. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan dari pasangannya yang sangat besar.

anemia

a    anemia adalah suatu kondisi di mana tubuhAnda kekurangan sel darah merah yang baikuntuk membawa oksigen ke jaringan tubuh Anda.Sel darah merahmengandung hemoglobin,protein kaya zat besi yang memungkinkan sel untukmengangkut oksigen.Untuk memproduksi hemoglobin dan sel darah merah, tubuhmembutuhkan zat besimineralprotein dan vitamin.

Kebanyakan orang yang menderita penyakit anemia akan merasa lelahsepanjang waktuAda banyak jenis anemiadengan penyebab yang berbeda.Sebagai pengobatan untuk jenis-jenis anemia mungkin tidak sesuai satu samalainnya. Pengobatan dapat bervariasi dari mengkonsumsi suplemen vitamin atauzat besi untuk operasi atau transfusi darah
Anemia bisa menjadi gejala daripenyakit yang serius kalau tidak diatasi. Dibawah ini akan di jelaskan lima jenis yang paling umum dari penyakit anemia

Ada banyak jenis anemia dan penyebabnyanamun jenis yang paling umumadalah sebagai berikut:

 Anemia defisiensi besiIni adalah jenis yang paling umum dari semua jenis anemiaHal ini terjadi ketika tubuh Anda tidak cukup menghasilkanhemoglobin.Umumnya penderita jenis anemia ini adalah di kalangan wanita usia suburdan kurangnya zat besi menyebabkan anemia.


 Anemia perniciousjenis anemia pernisiosa disebabkan olehketidakmampuan usus untuk menyerap cukup vitamin B-12, tubuh Anda membutuhkan untuk menghasilkan sel darah merah.

 Anemia aplastikAnemia aplastik adalah ketika tubuh Anda tidak dapatmembuat sel-sel darah merah yang cukupJenis anemia ini dapat disebabkanoleh kerusakan sumsum tulang oleh faktor di luar tubuh Andaseperti terpaparbahan kimiaperawatan medis atau faktor fisikArsenik dan kemoterapimerupakan contoh dari jenis eksposur. Kadang-kadangjenis anemia aplastik initidak diketahui penyebabnya, meskipun penyakit autoimun diyakini menjadi penyebab anemia jenis ini.


 Sickle Cell Anemia. Jenis anemia ini adalah suatu kondisi herediter yang ditandai dengan sel darah merah berbentuk sabit. Sel-sel sabit yang abnormalmemecah lebih cepat dari sel-sel darah merah normal, sehingga akankekurangan kronis sel darah merah dalam tubuh AndaJenis anemia ini adalahlebih umum terjadi pada orang keturunan AfrikaArab dan Mediterania.

 Trauma terkait anemiaHal ini terjadi ketika tubuh Anda kehilangan sejumlah besar sel darah merah pada susatu waktuseperti ketika Anda terluka dalam kecelakaan mobilPenyakit anemia ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuhuntuk mentransfer oksigen atau nutrisi ke organ karna tanpa sel-sel darah merah.

Bounding Attachment

1.          Pengertian Bounding Attachment
Bounding attachment terjadi pada kala IV dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Pengertian Bounding Attachment menurut beberapa ahli yaitu :
a.       Menurut Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
b.      Nelson (1986), bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
c.       Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
d.      Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
e.       Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
f.       Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
g.      Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
h.      Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
i.        Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
Jadi bisa kita simpulkan Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan), jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. dimulai pada kala III sampai dengan postpartum. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
2.       Prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment (Mercer, 1996) yaitu :
1.      Kesehatan emosional orangtua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2.      Suatu  tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi  dan dalam memberi asuhan yang kompeten.
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3.      Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4.      Kedekatan orangtua dengan bayi
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5.      Kecocokan orangtua denagn bayi ( termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga perhatian yang disebabkan oleh :
Ø  cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
Ø  kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
Ø  Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan keberhasilannya sebagai seorang ayah)
Ø  Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.
3.       Tahap-Tahap Bounding  Attachment
Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
Bounding (keterikatan)
Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
4.        Elemen-Elemen Bounding Attachment
Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
Suara – Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak.
Penelitian belum dapat membuktikan bahwa kontak dini merupakan hal yang penting untuk hubungan orangtua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
Kadar oksitosin dan  prolaktin meningkat.
Reflek menghisap dilakukan dini.
Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak , body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
5.       Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bounding Attachment :
a)      Menit pertama jam perrtama
b)      Sentuhan orangtua pertama kali
c)      Adanya ikatan yang baik dan sistematis
d)     Terlibat proses persalinan
e)      Kontak sedini mungkin  sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu serta memberi rasa nyaman.
f)       Fasilitas untuk kontak lebih lama
g)      Perawat maternitas khusus (bidan)
h)      Libatkan anggota keluarga lainnya
i)        Informasi bertahap mengenai bonding attachment
6.       Dampak positif  bounding attachment
1.      Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
2.      Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
3.      Hambatan bounding attachment
4.      Kurang support sistem
5.      Ibu dengan risiko
6.      Bayi dengan risiko
7.      Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

7.         Hambatan Bounding Attachment
1.   Kurangnya support sistem.
2.   Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3.   Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4.   Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
8.       Cara untuk melakukan Bounding Attachment ada bermacam-macam antara lain:
Ø  Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir atau yang biasa disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
Ø  Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
1.Untuk bayi
a. Kehangatan
Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.
b. Kenyamanan
Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
c. Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu.
1.Untuk ibu
Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
Asi yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi yang dapat mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
2.      Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

pengertian bounding attachment menurut para ahli

Pengertian Bounding Attachment Menurut Ahli Dalam ilmu kebidanan, terdapat istilah Bounding Attachment.Bounding Attachment adalah suatu ikatan yang terjadi antara orang tua dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih sayang dan pencurahan perhatian yang saling tarik-menarik. Selain itu, pengertian bounding attachment adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai serta memberi keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Ada banyak pengertian tentang bounding attachment yang telah dikemukakan oleh para ahli. Seperti apa pengertian bounding attachment menurut mereka?

Pengertian Bounding Attachment
Berikut ini beberapa Pengertian Bounding Attachment Menurut Ahli:
  • Pengertian Bounding Attachment Subroto (2002): Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
  • Pengertian Bounding Attachment Perry (2002): Bounding adalah proses pembentukan Attachment atau membangun ikatan, sedangkan Attachment adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
  • Pengertian Bounding Attachment Parmi (2000): Bounding Attachment adalah suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespons antara orang tua dan bayi lahir.
  • Pengertian Bounding Attachment Brozelton (1995): Bounding Attachment adalah permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
  • Pengertian Bounding Attachment Bennet dan Brown (1999): Bounding adalah terjadinya hubungan orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, sedangkan attachment adalah pencurahan kasih sayang di antara individu.
  • Pengertian Bounding Attachment Nelson (1986): Bounding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, sedangkan attachment adalah ikatan yang terjalin di antara individu yang meliputi pencurahan perhatian, yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
  • Pengertian Bounding Attachment Klause dan Kennel (1983): Bounding Attachment adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera setelah bayi lahir.
sumber : http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-bounding-attachment-menurut.html

POSTPARTUM BLUES

1. PENGERTIAN POSTPARTUM BLUES
Postpartum atau masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu berikutnya. Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis, salah satunya yang disebut Postpartum Blues.

2. PENYEBAB DAN GEJALA POSTPARTUM BLUES
1. Penyebab Postpartum Blues
Beberapa penyebab Postpartum Blues diantaranya :
 Perubahan Hormon
 Stress
 ASI tidak keluar
 Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh
 Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi.
 Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami.
 Problem dengan Orangtua dan Mertua.
 Takut kehilangan bayi.
 Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
 Takut untuk memulai hubungan suami istri (ML), anak akan terganggu.
 Bayi sakit (Kuning, dll).
 Rasa bosan si Ibu.
 Problem dengan si Sulung.
2. Gejala Postpartum Blues
Beberapa gejala yang dapat timbul pada klien yang mengalami Postpartum Blues diantaranya :
a. Cemas tanpa sebab
b. Menangis tanpa sebab
c. Tidak sabar
d. Tidak percaya diri
e. Sensitive
f. Mudah tersinggung
g. Merasa kurang menyayangi bayinya

Jika Postpartum Blues ini dianggap enteng, keadaan ini bisa serius dan bisa bertahan dua minggu sampai satu tahun dan akan berlanjut menjadi Postpartum Sindrome.

3. MASALAH PADA POSTPARTUM BLUES
Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalami Postpartum Blues diantaranya :
1. Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
2. Frustasi karena anak tidak mau tidur
3. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
4. Merasa sebal terhadap suami
5. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
6. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
7. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
8. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga membuat ibu frustasi
9. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
10. Adanya persoalan dengan suami
11. Stress bila bayinya kuning
12. Adanya masalah dengan ibu
13. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
14. Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu.
15. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
16. Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi
17. Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada didekat ibunya.

4. PENANGANAN POSTPARTUM BLUES
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sbb :
1) Fase Taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2) Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3) Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.

Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu yang mengalami post-partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan dan/atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat pertolongan yang praktis. 
Dengan bantuan dari teman dan keluarga, mereka mungkin perlu untuk mengatur atau menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan beberapa kegiatan, disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan bayi. Bila memang diperlukan, dapat diberikan pertolongan dari para ahli, misalnya dari seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
Para ahli obstetri memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita untuk kemungkinan terjadinya gangguan mental pasca-salin dan segera memberikan penanganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli psikologi/konseling bila memang diperlukan. Dukungan yang memadai dari para petugas obstetri, yaitu: dokter dan bidan/perawat sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai/adekuat tentang proses kehamilan dan persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penanganannya.
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik dalam penanganan para ibu yang mengalami post-partum blues . Pengobatan medis, konseling emosional, bantuan-bantuan praktis dan pemahaman secara intelektual tentang pengalaman dan harapan-harapan mereka mungkin pada saat-saat tertentu. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama, dengan melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya.
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu :
1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
d. Dengan cara peningkatan support mental
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya :

a) Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
b) Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi.
c) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya.
d) Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.
e) Memperbanyak dukungan dari suami
f) Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
g) Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
h) Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu.
i) Mengganti suasana dengan bersosialisasi.
j) Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya.
Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
• Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
• Tidurlah ketika bayi tidur
• Berolahraga ringan
• Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
• Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
• Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
• Bersikap fleksibel
• Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
• Bergabung dengan kelompok ibu

5. PENCEGAHAN POSTPARTUM BLUES
Menurut para ahli, stres dalam keluarga dan kepribadian si ibu, memengaruhi terjadinya depresi ini. Stres di keluarga bisa akibat faktor ekonomi yang buruk atau kurangnya dukungan kepada sang ibu.Hampir semua wanita, setelah melahirkan akan mengalami stres yang tak menentu, seperti sedih dan takut. Perasaan emosional inilah yang memengaruhi kepekaan seorang ibu pasca melahirkan.
Hingga saat ini, memang belum ada jalan keluar yang mujarab untuk menghindari Postpartum Blues. Yang bisa dilakukan, hanyalah berusaha melindungi diri dan mengurangi resiko tersebut dari dalam diri.
Sikap proaktif untuk mengetahui penyebab dan resikonya, serta meneliti faktor-faktor apa saja yang bisa memicu juga dapat dijadikan alternative untuk menghindari Postpartum Blues. Selain itu juga dapat mengkonsultasikan pada dokter atau orang yang profesional, agar dapat meminimalisir faktor resiko lainnya dan membantu melakukan pengawasan.
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues yaitu :
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
2. Tidur dan makan yang cukupDiet nutrisi cukup penting untuk kesehatan lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang diderita.
5. Beritahukan perasaan 
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
7. Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.
8. Senam Hamil
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
9. Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu Anda melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil, bisa Anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah tangga Anda telah melakukan segalanya.
10. Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.
11. Dukungan kelompok Postpartum Blues
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok Postpartum Blues yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.

real madrid

Pada etapa bersejarah klub ini terdapat sebuah tanggal yang patut disoroti yaitu 24 Mei 2014. Pada hari itu, Real Madrid kembali meraja di Eropa, mengangkat titel La Decima yang sangat diidam-idamkan. Sebemunya di awal dekade ini tim blanco berhasil merebut tiga titel dengan José Mourinho sebagai pemimpinnya. Pelatih teknis asal Portugal ini meninggalkan klub pada musim kampanye 2012-13 dan Florentino Pérez mendapat pelayanan dari Carlo Ancelotti. Pada musim pertama memimpin skuad madridista berhasil merebut titel Piala Raja dan Piala Champions. 
Pada awal-awal tahun dekade baru ini tiba di tempat pajangan trofi tiga trofi rebutan tim Real Madrid besutan José Mourinho. Yang paling disoroti, titel La Liga pada kampanye 2011-12, yang direbut setelah membuat rekor 100 poin, satu angka yang belum pernah tercapai dalam sejarah kompetisi ini dan dengan 121 gol. Mereka juga berhasil mengangkat Piala Raja setelah mengalahkan Barcelona dan satu Piala Super Spanyol.

Pada Juni 2013, Carlo Ancelotti memenuhi mimpinya untuk memimpin Real Madrid. Lebih dari belasan titel dan hampir 20 musim kampanye merupakan jaminan kedatangannya. El italiano, yang terbiasa dengan tekanan di tim-tim besar seperti Juventus, Milan, Chelsea atau PSG, memimpin satu proyek yang mengagumkan. Dalam peluang pertama merebut titel, ia berhasil mengangkat Piala Raja ke sembilan belas bagi tim blanco dengan mengalhkan Barcelona di laga final dengan skor 1-2 melalui gol ciptaan Di María dan Bale.

Pada 24 Mei 2014 los blancos kembali merebut Piala Eropa. Dengan kemenangan 4-1 di Lisbon atas Atletico mereka berhasil mengangkat La Décima bagi klub ini. Ramos, Bale, Marcelo dan Cristiano membuat sertifikasi kemenangan bagi madridista. Pada musim pertamanya, Ancelotti berhasil membuat satu doblete atau dua titel dengan Real Madrid, Piala Raja dan Champions League.

sumber: http://www.realmadrid.com/id/tentang-real-madrid/sejarah/sepak-bola

lirik lagu hala madrid y nada mas

“Hala Madrid y Nada Mas”

0.jpg

making-of-005-300x200.jpg

"lirik lagu hala madrid y nada mas"

Historia que tú hiciste
historia por hacer
porque nadie resiste
tus ganas de vencer.

Ya salen las estrellas
mi viejo Chamartín
de lejos y de cerca
nos traes hasta aquí

Llevo tu camiseta
pegada al corazón
los días que tú juegas
son todo lo que soy

Ya corre la Saeta
ya ataca mi Madrid
soy lucha, soy belleza,
el grito que aprendí

Madrid, Madrid, Madrid, Hala Madrid! Y nada más! Y nada más!
Hala Madrid!

Historia que tú hiciste
historia por hacer
porque nadie resiste
tus ganas de vencer.

Ya salen las estrellas
mi viejo Chamartin
de lejos y de cerca
nos traes hasta aquí

Madrid, Madrid, Madrid, Hala Madrid! Y nada más! Y nada más!
Hala Madrid!