Selasa, 03 Juni 2014

abortus inkomplit

            PENGERTIAN
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan Keguguran adalah dikeluarkannya hasil kontrasepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu.
 Abortus Inkomplet adalah janin kemungkinan sudah keluar bersama-sama dengan plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta akan terpisah. Bila plasenta seluruhnya / sebagian tetap tinggal dalam uterus maka bisa menimbulkan perdarahan.
Abortus Inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kondisi servikalis.
Abortus  Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol – benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus)
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.
ETIOLOGI
Menurut prawirohardjo (2007) penyebab abortus dalam teori menyebutkan ada beberapa hal, diantaranya :
1.      kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian atau cacat. Faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai berikut :
1.      Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
2.      Lingkungan sekitar kurang sempurna, apabila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
3.      Pengaruh dari luar, akibat dari radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2.   kelainan pada placenta
Endotritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3.   penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia,typus abdominalis,malaria dan lain-lain yang menyebabkan abortus,toksin, bakteri, viurus, atau plasmodium dapat melalui placenta masuk kejanin, sehingga menyebaban kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, toksoplasmis juga dapat menyebabkan abortus walaupun jarang.
4.    kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Tetapi harus diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submokusa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus trimester ke 2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi servik berlebih, konisasi, amputasi, atau robekan servik luas yang tidak di jahit.
KLASIFIKASI
Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu :
1.      Abortus spontaneous Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :
a)      Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
b)      Abortus insipiens :
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah. Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
c)      Abortus kompletus :
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
d)     Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
e)      Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.
f)       Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu
g)      Abortus lnkompletus
Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia berat.
1.      Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat )
Yaitu  menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :
a)      Abortus medisinalis (abortus therepeutika) adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim dokter ahli
b)      Abortus kriminalis adal abortus yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
TANDA-TANDA GEJALA ABORTUS INCOMPLET
1.      Amenorea, sakit perut dan mulas-mulas
2.      Perdarahan yang bisa sedikit / banyak dan biasanya berupa stalsel (darah beku)
3.      Sudah ada keluar fetus / jaringan
4.      Pada abortus yang sudah lama terjadi / pada abortus provokatus yang dilakukan
5.      Orang yang tidak ahli sering terjadi infeksi.

Ø  Pada pemeriksaan dijumpai gambaran :
1.      Kanalis servikalis terbuka
2.      Dapat diraba jaringan dalam rahim atau dikanalis servikalis.
3.      Kanalis servikalis ditutup oleh perdarahan berlangsung terus.
4.      Dengan pemeriksaan sande perdarajan bertambah.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
KOMPLIKASI
1.      Perdarahan
Ø  Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
Ø  Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
1.      Infeksi
Ø  Pada penanganan yang tidak legeartis.
Ø   Keguguran tidak lengkap
1.      Degenerasi ganas
Ø  Keguguran dapat menjadi kario karsinoma sekitar 15% sampai 20%.
Ø  Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran / perlunakan rahim, terdapat melastase ke vagina / lainnya.
1.      Penyulit saat melakukan kuretase
Dapat terjadi perforasi dengan gejala :
Ø  Kuret terasa tembus
Ø  Penderita kesakitan
Ø  Penderita syok
Ø  Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan ginekologi abortus inkomplit antara lain sebagai berikut :
1.      Inpeksi vulva: pendarahan pervaginam, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
2.      Inspekulo: pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan yang keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3.      Colok vagina: porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uteri lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang. ( Nugroho, 2012 )
PEMERIKSAAN PENUNJANG ABORTUS INKOMPLIT
Menurut Sujiyatini ( 2009 ), pemeriksaan penunjang abortus inkomplit yaitu USG. USG kehamilan untuk mendeteksi adanya sisa kehamilan. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis.
PENATALAKSANAAN
Penanganan abortus inkomplit :
1.      Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol 400 mg per oral.
2.      Jika perdarahan banyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
Ø  Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
Ø  Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
1.      Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
Ø  Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
Ø  Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mg)
Ø  Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
1.      Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar