PENGERTIAN
Abortus adalah
berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah kehamilan belum mampu untuk hidup
di luar kandungan Keguguran adalah dikeluarkannya hasil kontrasepsi sebelum
mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau
umur hamil kurang dari 28 minggu.
Abortus Inkomplet adalah janin kemungkinan
sudah keluar bersama-sama dengan plasenta pada abortus yang terjadi sebelum
minggu ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan
plasenta akan terpisah. Bila plasenta seluruhnya / sebagian tetap tinggal dalam
uterus maka bisa menimbulkan perdarahan.
Abortus Inkomplit
adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri melalui kondisi servikalis.
Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal di
dalam uterus.
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus
terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis
jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan
kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena
villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8
sampai 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya
plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak
jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai
persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada
abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion
kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin
pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam
waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus
dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah
telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak
seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak
berbenjol – benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah
meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi diamana janin
mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi gepeng (fetus
kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
perkamen (fetus papiraseus)
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.
ETIOLOGI
Menurut prawirohardjo
(2007) penyebab abortus dalam teori menyebutkan ada beberapa hal, diantaranya :
1. kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian atau cacat. Faktor yang menyebabkan
kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Kelainan kromosom, kelainan yang sering
ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula
kelainan kromosom seks.
2. Lingkungan sekitar kurang sempurna, apabila
lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga
pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
3. Pengaruh dari luar, akibat dari radiasi,
virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi
maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini umumnya dinamakan
pengaruh teratogen.
2.
kelainan pada placenta
Endotritis dapat
terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu,
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa
terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3.
penyakit ibu
Penyakit mendadak
seperti pneumonia,typus abdominalis,malaria dan lain-lain yang menyebabkan
abortus,toksin, bakteri, viurus, atau plasmodium dapat melalui placenta masuk
kejanin, sehingga menyebaban kematian janin dan kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum dan penyakit menahun
seperti brusellosis, toksoplasmis juga dapat menyebabkan abortus walaupun
jarang.
4.
kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri,
mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Tetapi
harus diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submokusa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus trimester ke 2
ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada
servik, dilatasi servik berlebih, konisasi, amputasi, atau robekan servik luas
yang tidak di jahit.
KLASIFIKASI
Klasifikasi abortus
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Abortus spontaneous Yaitu abortus yang terjadi
dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena
faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :
a)
Abortus Imminens
Abortus Imminens
adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan
pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya
adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi
nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat
ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan
tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah
suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
b)
Abortus insipiens :
Abortus Insipiens
adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan
bertambah. Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
c)
Abortus kompletus :
Pada abortus kompletus
semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan
sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat
dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
d)
Abortus Servikalis
Pada abortus
servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri
eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis
servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding
menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri
eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi
Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
e)
Missed Abortion
Missed abortion adalah
kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati itu
tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak
diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian Hormone
progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed
abortion.
f)
Abortus Habitualis
Abortus habitualis
adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut. Pada
umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum
28 minggu
g)
Abortus lnkompletus
Abortus Inkompletus
adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya
atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan
yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut,
perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia
berat.
1. Abortus provokatus (abortus yang sengaja
dibuat )
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di
luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum
mencapai umur 28 minggu, atau berat
badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi
dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :
a) Abortus medisinalis (abortus therepeutika) adalah abortus karena tindakan
kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa
ibu ( berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan dua
sampai tiga tim dokter ahli
b)
Abortus kriminalis adal abortus yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
TANDA-TANDA GEJALA ABORTUS INCOMPLET
1. Amenorea, sakit perut dan mulas-mulas
2. Perdarahan yang bisa sedikit / banyak dan
biasanya berupa stalsel (darah beku)
3. Sudah ada keluar fetus / jaringan
4. Pada abortus yang sudah lama terjadi / pada
abortus provokatus yang dilakukan
5. Orang yang tidak ahli sering terjadi infeksi.
Ø
Pada pemeriksaan
dijumpai gambaran :
1. Kanalis servikalis terbuka
2. Dapat diraba jaringan dalam rahim atau
dikanalis servikalis.
3. Kanalis servikalis ditutup oleh perdarahan
berlangsung terus.
4. Dengan pemeriksaan sande perdarajan bertambah.
Kemungkinan lain pada
janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit
terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan
seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Ø Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
Ø Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga
menimbulkan syok.
1. Infeksi
Ø
Pada penanganan yang
tidak legeartis.
Ø
Keguguran tidak
lengkap
1. Degenerasi ganas
Ø Keguguran dapat menjadi kario karsinoma
sekitar 15% sampai 20%.
Ø Gejala korio karsinoma adalah terdapat
perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran / perlunakan rahim, terdapat
melastase ke vagina / lainnya.
1. Penyulit saat melakukan kuretase
Dapat terjadi
perforasi dengan gejala :
Ø Kuret terasa tembus
Ø Penderita kesakitan
Ø Penderita syok
Ø Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan
infeksi dalam abdomen
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan ginekologi
abortus inkomplit antara lain sebagai berikut :
1. Inpeksi vulva: pendarahan pervaginam, ada atau
tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo: pendarahan dari kavum uteri, ostium
uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan yang keluar dari
ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3. Colok vagina: porsio masih terbuka atau sudah
tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uteri lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang. ( Nugroho, 2012 )
PEMERIKSAAN PENUNJANG ABORTUS INKOMPLIT
Menurut Sujiyatini (
2009 ), pemeriksaan penunjang abortus inkomplit yaitu USG. USG kehamilan untuk
mendeteksi adanya sisa kehamilan. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis.
PENATALAKSANAAN
Penanganan abortus
inkomplit :
1. Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika
perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol 400
mg per oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsungd
an usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
Ø Aspirasi vakum manual merupakan metode
evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
Ø Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera
beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
1. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
Ø
Berikan infus
oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer
laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi
Ø
Jika perlu berikan
misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi (maksimal 800 mg)
Ø
Evaluasi sisa hasil
konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
1. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar